All blog posts

Biarkan Sukses itu Miliknya

MontessoriBy Henderina Corry

Tangannya yang mungil berusaha dengan keras membuka kancing putih bulat berdiameter 2 cm itu . Sudah 15 menit aku mengamati seorang muridku melakukannya.

Dia sedang bekerja dengan materi "large buttoning frame" ini salah satu peralatan Montessori dimana anak-anak bisa belajar memasang dan membuka kancing sendiri.

Bentuknya seperti bingkai foto berukuran 20x30cm, tetapi yang ini digunakan untuk menahan selembar kain yang dapat dibuka pasang dengan 5 buah kancing dibagian depannya.

Aku melihat masih ada 3 kancing lagi yang harus dibuka. Keningnya berkerut, matanya menatap lekat memastikan kancing itu terbuka. Dia sama sekali tidak terganggu dengan kegiatan teman-teman yang ada di sekitarnya.

Aku sedikit khawatir jika dia tidak berhasil dan lelah mencoba. Sempat aku terdorong untuk membantu, tetapi tidak kulakukan. Aku tidak mau memecahkan konsentrasinya.

Saat ini dia sedang asyik dan menikmati apa yang dikerjakannya. Dia memusatkan seluruh perhatian hanya pada bingkai itu. Dan dia bahkan tidak mencari bantuan.

Aku percaya saat ini dia yakin bahwa dia bisa melakukannya sendiri.

Seringkali aku mendengar keluhan dari beberapa orang tua murid yang kutemui, mengenai anak-anak mereka yang tidak bisa duduk lama saat mengerjakan sesuatu. Atau tentang anak-anaknya yang cepat bosan dan tidak menyelesaikan apa yang sedang dikerjakannya.

Dalam beberapa kali kelas parenting aku selalu menjelaskan bahwa kemampuan berkonsentrasi yang baik dari seorang anak, hanya bisa didapatkan dengan melakukan latihan yang tepat dan tanpa gangguan.

Kita orang dewasa lebih sering sibuk melatih anak-anak untuk memahami atau mengenal nama sebuah benda, mengenal huruf-huruf, ataupun angka dan lain sebagainya, tetapi tidak pernah melatih mereka untuk berkonsentrasi dengan baik.

Kemampuan berkonsentrasi yang baik sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk mampu mempelajari banyak hal disekolah.

Kurangnya informasi yang didapat orang tua bahkan guru mengenai hal ini seringkali menimbulkan ketegangan ketika sedang mengajak anak untuk belajar.

Contohnya ketika anak-anak tidak mampu berkonsentrasi pada suatu pelajaran, kita mungkin beranggapan bahwa mereka malas, tidak mau belajar atau bahkan tidak terlalu pintar. Jika sudah demikian, suasana belajar tidak lagi menyenangkan bagi orang tua, guru dan terlebih lagi bagi anak-anak.

Padahal kita semua tahu suasana belajar yang menyenangkan akan mempermudah anak anak untuk memahami sebuah materi pelajaran.

Kulihat sekeliling ruangan kelas, anak-anak asyik dengan kegiatan masing-masing seperti biasanya.

Pelan-pelan aku beranjak dari tempat duduk, tidak ingin mengganggu pekerjaan muridku itu.

Aku menghentikan langkah ketika melihat senyum lebar di wajahnya, matanya memancarkan kepuasan, dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya, aku ikut tersenyum.

Aku merasa lega sekaligus senang dan bangga padanya.

Dia menatapku dengan mata bersinar dan senyum yang terus mengembang. Aku membalas senyumnya dan menganggukkan kepala..

Kutinggalkan dia dengan rasa bangga yang masih terus terpancar pada wajahnya..

Buatlah sebanyak banyaknya sukses mu hari ini, esok dan esoknya lagi...

“Never help a child with a task at which he feels he can succeed.”

- Maria Montessori

Free trial available

Want to see if we're a good fit for you and your child? Free trials are available for our online class and guided homeschooling program.